"Try anin ina çaka purwwa rasikan/ pamankwakn i sabwatiɳ sabhuwana, pjah irika çakabda rasa tanwinaça naranatha mar salahaça, tuhun i kadiwyacittanira tan/ satrsnam asih i samasta bhuwana, hatutur i tatwaniɳ dadin anitya punya juga taɳ ginöɳ pratidina."
Masa Keruntuhan Kerajaan Majapahit |
Pupuh 71 dalam Kitab Negarakertagama bermakna "Tahun rasa beliau mangkat; Baginda gundah, bahkan putus asa, Sang Dibyacita Gajah Mada Insaf bahwa hidup ini tidak baka." Pupuh ini menceritakan kondisi kerajaan sepeninggalan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada pada 1364, pamor Kerajaan Majapahit meredup.
🔎Berlangsungnya Perang Paregreg
Faktor meredupnya kemasyuran Kerajaan Majapahit adalah perebutan tahta dan gelar Bhre Lasem antar Pangeran Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk dengan Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari selir. Perang Paregreg pecah pada tahun 1405 sampai 1406 dan dimenangkan oleh Wikramawardhana.
Perang Paregreg Wikramawardhana dengan Wirabhumi |
🔎Kemunculan Kesultanan Demak
Bhre Kertabumi merupakan raja terakhir Kerajaan Majapahit, sebelum digulingkan oleh putranya sendiri, Raden Patah yang menjadi pendiri Kesultanan Demak. Sejak saat itu, intervensi Kesultanan Demak yang melakukan islamifikasi ke seluruh penjuru pulau Jawa menguat dan Kerajaan Majapahit berhasil ditaklukan untuk berada di bawah kekuasaan Kesultanan Demak.
Bhre Kertabumi; Shiwa Buddha; Ulama |
Menelisik keruntuhan Kerajaan Majapahit, spirit nasionalisme dan persatuan dalam multikultural mulai tersisihkan, sehingga meredupkan pamor dan kemasyuran Majapahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar